Beranda | Artikel
Keistimewaan Ramadhan
Selasa, 19 April 2022

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، أَحْمَدُهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَسْتَعِيْنُهُ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي رُبُوْبِيَتِهِ وَإِلَهِيَتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ:

Ibadallah,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala. Dan janganlah kita wafat kecuali sebagai seorang muslim.

Ibadallah,

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Ta’ala yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat. Dan termasuk nikmat dari-Nya adalah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan ini. Bulan mulia yang berulang setiap tahun. Yang keutamaan dan kenikmatan di dalamnya begitu banyak. Orang-orang bersemangat dan begitu mudah untuk menjalani ketaatan dan meninggalkan kedurhakaan.

Bulan ini adalah bulan yang agung. Masa-masa yang penuh berkah. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita sambut dengan penuh kegembiraan dan bersabar menjalani dengan konsisten dalam ketaatan serta menjauhi kemaksiatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memberi kabar gembira para sahabatnya dengan bulan Ramadhan ini. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ رواه أحمد (9213)، والنسائي (2106) وصححه الألباني في “صحيح النسائي” (1992).

“Bulan Ramadhan datang kepada kalian. Bulan yang penuh keberkahan. Di bulan ini, Allah Azza wa Jalla wajibkan kalian untuk berpuasa. Bulan dimana pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan yang durhaka dibelenggu. Di bulan ini juga terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Siapa yang sampai tidak mendapatkan kebaikan di malam tersebut, dia benar-benar terhalang dari kebaikan.” [HR. Ahmad 9213, an-Nasai 2106, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih an-Nasai 1992].

Dengan demikian, bagaimana bisa seorang mukmin tidak merasa bahagia dengan keutamaan-keutamaan yang ada di bulan ini. Pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Ditambah lagi dengan setan-setan dibelenggu. Saat bulan Ramadhan tiba, Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma mengatakan,

مَرْحَبًا بِشَهْرٍ خَيْرٌ كُلُّهُ. صِيَامٌ نَهَارَهُ وَقِيَامٌ لَيْلَهُ. النَفَقَةُ فِيْهِ كَالنَّفَقَةِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.

“Selamat datang bulan yang berisi kebaikan sepenuhnya. Puasa di siang harinya dan shalat di malamnya. Berinfak di dalamnya seperti berinfak di jalan Allah.”

Ma’alla bin Fadhl rahimahullah mengatakan,

كان السلف الصالح يدعون الله ستة أشهر أن يبلغهم رمضان. ثم يدعون ستة أشهر أن يتقبله منهم

“Para salafush sholeh dulu, selama enam bulan memohon kepada Allah agar disampaikan usia mereka di bulan Ramadhan. Kemudian selama enam bulan setelahnya, mereka berdoa kepada Allah agar amalan Ramadhan mereka diterima.”

Kemudian Yahya bin Abi Katsir rahimahullah berdoa kepada Allah, 

أللهم سلمني إلى رمضان وتسلمه مني متقبل

Apa yang mereka ucapkan di atas karena mereka benar-benar mengetahui bahwa bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang besar. Bulan ini adalah musimnya kebaikan. Kedudukannya mulia dan tinggi.

Ibadallah,

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960).

Sesungguhnya, sampainya usia kita di bulan Ramadhan dan bisa menunaikan puasa di dalamnya adalah nikmat yang besar. Oleh karena itu, sudah selayaknya seseorang mengisi bulan ini dengan menunaikan kewajiban-kewajibannya. Berpuasa dan mengerjakan shalat di dalamnya berharap ridha Allah. meyakini bahwa puasa Ramadhan adalah rukun Islam. salah satu bagian terbesar dari keimanan. Kita kerjakan ibadah-ibadah dengan giat di dalamnya dengan harapan agar Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang sukses masuk ke dalam surga-Nya dan selamat dari adzab neraka. 

Kita isi bulan ini dengan syukur atas nikmat Allah. taubat dan menyesal atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan. kita maksimalkan Ramadhan ini sebelum datang kematian dimana kita tak bisa lagi beramal. 

Ibadallah,

Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah atur sedemikian rupa di dalamnya terdapat amalan-amalan yang utama dan ibadah-ibadah yang tidak terdapat pada selainnya. Bulan ini adalah bulan Alquran. Pintu-pintu surga di buka. Bulan ini adalah bulan yang suci lagi penuh berkah dan rahmat. Bulan dimana Allah lipat-gandakan pahala kebaikan. Ditinggikan derajat. Bulan ketaatan, istiqomah, dan ampunan. Bulan kesabaran dan pembebasan dari api neraka.

Bulan Ramadhan adalah bulan tasbih, tahlil, istighfar, sedekah, berbuat kebajikan. Bulan ini adalah bulan taubat, taat, dan kembali kepada Allah. Bulan puasa, shalat malam, dan mencari keridhaan Allah. bulan perlombaan orang-orang yang memikirkan dan cerdas dalam berbekal menuju akhirat. 

Ibadallah,

Bulan Ramadhan adalah bulan Alquran. Karena itu, bersungguh-sungguhlah membacanya di siang dan malam hari. Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ 

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [Quran Al-Baqarah: 185].

Allah Ta’ala juga berfirman,

بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” [Quran Al-Qadr: 1].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diajarkan oleh Jibril membaca Alquran di bulan Ramadhan. Dan di Ramadhan terakhir dari kehidupan beliau, Nabi dua kali mengkhatamkannya di hadapan Jibril. 

Demikian juga salafush shaleh sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bersungguh-sungguh membaca Alquran. Di antara mereka ada yang mengkhatamkannya dalam dua hari. Ada pula yang tiga hari. Dan sejumlah hari lainnya.

Karena itu, kaum muslimin marilah kita bersungguh-sungguh membaca Alquran di bulan ini dan menadabburinya. Allah Ta’ala berfirman,

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Quran Shad: 29].

Ibadalah,

Bulan Ramadhan juga merupakan bulan shalat malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. 

“Barang siapa yang salat malam pada Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” [HR. Bukhari No. 37 1904, 1905].

Ia mendapatkan ampunan apabila mengimani keutamaan shalat malam di bulan Ramadhan dan berharap pahala di sisi Allah. bukan shalat karena ingin dilihat, didengar, dan sekadar ikut-ikutan. Dan dosa yang terhapus di sini adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar tidak terhapus kecuali dengan taubat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Shalat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” [HR. Muslim 233].

Ibadallah,

Bulan Ramadahan adalah bulan dimana kita diwajibkan berpuasa. Kita jaga puasa kita dari hal-hal yang sia-sia dan cabul. Dari menyebarkan berita yang tidak jelas validitasnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ 

“Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja.” [HR. An-Nasai dan Ibnu Majah].

Betapa banyak orang berpuasa dari makan, minum, dan bergaul dengan istrinya, namun jatuh pada hal-hal yang Allah haramkan. Ia melihat pada sesuatu yang haram. Mendengar yang haram. Melakukan sesuatu yang haram. Menghabis-habiskan waktu di siang harinya dengan menonton yang sia-sia bahkan haram. Melakukan ghibah dan namimah. Berkata dengan ucapan kotor, dll.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Jika seorang dari kalian tengah berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor dan berlaku tidak terpuji. Dan jika ada seorang yang mencela atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata kepada orang itu, ‘Sesungguhnya saya tengah berpuasa’.” [HR. al-Bukhari].

Ibadallah,

Bulan Ramadhan adalah bulan kedermawanan dan sedekah. Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ. متفق عليه

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan masalah kebaikan (harta benda), dan kedermawanan beliau mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan di saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dan dahulu Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasanya senantiasa menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an di hadapannya. Bila beliau telah berjumpa dengan Malaikat Jibril ‘alaihissalam beliau terasa begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda) dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus.” [Muttafaqun ‘alaih].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” [HR. Tirmidzi].

Bulan Ramadhan adalah bulan pembebasan dari api neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Dan Allah memiliki hamba-hamba yang Allah merdekakan dari api neraka disetiap malam bulan Ramadhan.” [HR. Tirmidzi].

Bulan Ramadhan adalah bulan doa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” [HR. Ahmad].

Hendaknya sesaat sebelum berbuka, seorang yang berpuasa memperbanyak doa. Memohon kepada Allah dengan semua kebaikan dunia dan akhirat yang ia inginkan. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar memberi kita taufik mengisi Ramadhan kita penih dengan amal shaleh.

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ العَلِيُّ الأَعْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، فَتَحَ اللهُ بِهِ أَعْيُنًا عُمْيًا، وَآذَانًا صُمًّا ، وَقُلُوْبًا غُلْفًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَتْقِيَاءِ.

أما بعد:

 Ibadallah,

Bulan Ramadhan adalah bulan penjagaan dan benteng dari api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الصَّوْمُ جُنَّةٌ

“Puasa adalah tameng.”

Maksudnya tameng dari api neraka. Dalam hadits lainnya disebutkan:

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” [HR. Bukhari].

Hadits ini menjelaskan tentang puasa sunnah. Bagaimana lagi dengan keutamaan puasa wajib?

Ibadallah,

Puasa itu pahalanya tanpa batas. Mengapa? Karena puasa itu termasuk bagian dari kesabaran.

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” [Quran Az-Zumar: 10]

Dan Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku…” [HR. Muslim 1151].

Ibadallah,

Puasa adalah sebab terbesar yang memasukkan seseorang ke dalam surga. Dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, ia bertanya kepada Rasulullah,

أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ مُرْنِي بِأَمْرٍ آخُذُهُ عَنْكَ، قَالَ: «عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا مِثْلَ لَهُ»

“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku mengatakan, “Wahai Rasulullah tunjukan padaku perkara yang aku pegang teguh darimu”. Lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berpuasalah karena puasa itu tidak ada bandingannya”. [HR An-Nasa’i 2220, As-Shahihah 1973].

Puasa juga memberi syafaat kepada orang yang mengamalkannya pada hari kiamat nanti. Sebagaimana dalam hadits yang shahih.

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ.

وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan membaca Alquran itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, “Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya”. Dan amalan Alquran pula berkata, “Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.” Beliau bersabda, “Maka syafaat keduanya diperkenankan”.” [HR. Ahmad].

Ibadallah,

Puasa merupakan sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” [Muttafaqun ‘alaihi].

Aroma yang keluar dari mulut seorang yang berpuasa adalah aroma yang tidak nyaman bagi manusia. Namun di sisi Allah justru dianggap lebih haru dari misk. Dan di surga nanti ada sebuah pintu yang disebut pintu Ar-Rayyan. Tidak boleh masuk dari pintu tersebut kecuali seorang yang berpuasa. Apabila mereka semua telah masuk, maka pintu tersebut akan ditutup dan tidak dibuka untuk orang selain mereka. Siapa yang masuk darinya, ia akan meminum dari telaga. Dan siapa yang meminum darinya tidak akan merasakan kehausan selamanya.

Ibadallah,

Puasa adalah sebab diampuninya dosa. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقَى الْمِنْبَرَ، فَلَمَّا رَقَى الدَّرَجَةَ الْأُولَى قَالَ: «آمِينَ» ، ثُمَّ رَقَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ: «آمِينَ» ، ثُمَّ رَقَى الثَّالِثَةَ فَقَالَ: «آمِينَ» ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، سَمِعْنَاكَ تَقُولُ: «آمِينَ» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ؟ قَالَ: ” لَمَّا رَقِيتُ الدَّرَجَةَ الْأُولَى جَاءَنِي جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ “

Dari Jabir bin Abdillah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar. Ketika naik tingkat pertama, beliau mengucapkan, “Amin.” Kemudian menaiki yang kedua, beliau mengucapkan, “Amin.” Kemudian menaiki yang ketiga, beliau mengucapkan “Amin.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah! Kami mendengarmu mengucapkan Amin tiga kali?” Beliau bersabda, “Saat aku naik anak tangga pertama, Jibril mendatangiku. Ia berkata, ‘Sengsaralah seorang hamba yang mendapati Ramadhan dan meninggalkan bulan itu, namun ia tidak diampuni.’ Maka aku mengucapkan, Amin.’ Kemudian ia berkata, ‘Sengsaralah seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya, namun hal itu tidak memasukkannya ke surga.’ Maka aku mengucapkan, Amin.’ Ia berkata lagi, ‘Sengsaralah seorang hamba yang engkau disebut di sisinya, namun ia tidak bershalawat kepadamu.’ Maka aku katakan, Amin.`” [Shahih al-Adab 501].

Ibadallah,

Kita masih berada di bulan yang penuh keutamaan. Manfaatkanlah hari-harinya untuk berpuasa, membaca Alquran, dzikir kepada Allah, dan segala bentuk amalan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah. isi malam-malamnya dengan shalat malam dan membaca Alquran. Dan ibadah-ibadah lainnya.

Kemudian juga jangan lupakan bersedekah, memberi orang-orang makanan. Semua itu menjadi sebab Allah memasukkan kita ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام

“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” [HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946].

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين.

اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/6013-keistimewaan-ramadhan.html